Proyek beutifikasi (mempercantik) dan perluasan Bandara Internasional Pattimura Ambon, Maluku, pada pekan pertama Desember 2020 ini memasuki tahap akhir. Otoritas layanan bandara optimistis, proyek rampung di Desember 2020 dan bisa digunakan pada Tahun Baru 2021. Tiga alat berat warna kuning masih parkir di depan gedung.
"Mungkin akhir tahun selesai. Ini sisa pengaspalan," kata Ridwan Z, salah seorang enggineer proyek dari PT Amarta Karya (Persero) di halaman depan bandara, kawasan Laha, Teluk Ambon. Secara terpisah, otoritas bandara PT Angkasa Pura I, menyebut progress proyek sudah sekitar 85%. "Kita target tahun 2021 sudah bisa operasi," kata Legal, Compliance and Stakeholder Manager Pt Angkasa Pura I Bandara Pattimura Chandra Agnisia S.
Menurutnya, akhir pekan lalu, pihaknya rapat koordinasi dengan pihak otoritas navigasi udara dan pihak beberapa managet maskapai di Ambon. "Kemarin, kita sudah meeting lagi dengan airnav dan airlines. Senin kita koordinasi lagi," kata Chandra, melalui sambungan telepon. Proyek dimulai sejak 2018 lalu terbilang lambat dan molor karena pandemi corona virus disease.
September 2020 lalu, situs resmi koran BUMN menyebut progress proyek sudah 84,7%. Di tahun 2018, nilai investasi proyek Rp45 miliar. Jumlah penumpang yang berangkat dan datang di bandara Pattimura fluktuatif dan mulai meningkat kisaran 1.500 untuk penumpang berangkat, total 3.500 per hari.
Peningkatan ini karena Bandara Pattimura merupakan bandara transit ke kabupaten dan kota di Maluku. Beautifikasi dan perluasan bandara untuk mempertegas bahwa Bandar Udara Internasional Pattimura merupakan leisure airport atau bandara wisata. Kapasitas Bandara Pattimura saat ini sekitar 800 ribu penumpang per tahun.
Sementara data trafik melayani 1,3 juta penumpang per tahun. Proyek dengan nama resmi, Renovasi dan Beautifikasi Gedung Terminal Existing, Penambahan Gate Lima Ruang Tunggu Keberangkatan dan Kedatangan dan Gedung Utama Terminal Keberangkatan dan Kedatangan. Ini juga tambah fasilitas satu unit garbarata serta gate sehingga menjadi lima gate.
Luas bangunan terminal semula sekitar 10.000 m2 menjadi 16.000 meter persegi. Selain itu ada penambahan 60 ruang usaha baru menjadi 90 ruang usaha. Ada juga penambahan satu ruang tunggu atau gate yang dilengkapi garbarata.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi, Mei 2020 sebelumnya menyebut, Proyek Bandara Ambon, dan tiga bandara lain di Indonesia molor karena pandemi. Selain Ambon, proyek PT Angkasa Pura I yang molor adalah Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. Sekadar Backround, sebelumnya, tahun 2019 lalu, PT Angkasa Pura I mengumumkan investasi Rp 17,5 triliun untuk mendukung percepatan dan pembangunan 13 bandar udara di Indonesia.
Investasi itu sebagai upaya mencapai target 101 juta penumpang di 2019. "Investasi di antaranya disiapkan untuk dua Proyek Strategis Nasional, yaitu New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo dan Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin, yang ditargetkan dapat dioperasikan pada tahun 2019 ini," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi kepada pers disela peringatan HUT Ke 55 PT Angkasa Pura I di Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (24/2/2019) lalu Dikatakan, dalam rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) Angkasa Pura I tahun 2019 2023, dalam lima tahun ke depan akan mengembangkan kapasitas 13 bandara yang saat ini rata rata melayani 89 juta penumpang per tahun menjadi 140 juta penumpang per tahun.
Angkasa Pura I saat ini mengelola 13 bandara, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, dan Bandara Sam Ratulangi Manado. Juga Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara El Tari Kupang.